Páginas

Selasa, 10 September 2013

Esai Karya tulis Ilmiah



Tema : Lingkungan

Oleh : Maulana Adi Wibowo




SUDAHI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR FOSIL UNTUK MENYELAMATKAN LINGKUNGAN


               Bahan Bakar Minyak atau yang disebut dengan “BBM” merupakan salah satu kebutuhan yang sangat terkait dengan kehidupan manusia. BBM atau yang dikenal dengan sebutan Bahan Bakar dari Fosil adalah bahan bakar yang banyak menyebabkan berbagai dampak yang buruk bagi lingkungan dan penghuninya, misalnya minyak bumi dan batu bara, menyebabkan polusi udara yang dapat merusak lingkungan sekitar.
            Dampak dari Bahan Bakar Terhadap Lingkungan, Udara, dan Iklim, Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil tersebut (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), dan gas racun yang berbahaya yang menyebabkan pencemaran udara misalnya (hujan asam, smog dan pemanasan global)
            Kami berharap melalui essay ini, pemerintah dan masyarakat mengerti tentang berbagai dampak buruk yang ditimbulkan dari bahan bakar fosil, sehingga kami berharap kepada pemerintah agar dapat memenuhi penyediaan bahan bakar alternatif untuk mengganti bahan bakar fosil, seperti dari Bahan Bakar Hayati dan Alat Transportasi dengan Penggerak Listrik untuk di edarkan ke seluruh daerah. Sedangkan bagi masyarakat setidaknya bisa menghemat untuk pemakaian Bahan Bakar Fosil seperti Bensin, Biosolar, dan bahan bakar yang mengandung racun lainya untuk  mengurangi polusi udara yang telah terjadi. Dari penulisan di atas, kami mengajak masyarakat untuk beralih ke bahan bakar alternatif yaitu “Bahan Bakar Hayati dan Alat Transportasi dengan Penggerak Listrik”. Dengan adanya pemakaian bahan Bakar Alternatif tersebut maka lingkungan yang kita tempati ini bisa bebas dari tekanan polusi udara yang menyebabkan beredarnya gas racun,  hujan asam, dan pemanasan global.

A.   Proses Terbentuknya Bahan Bakar :
a)        Bahan bakar alamiah
                 Bahan bakar alamiah ialah bahan bakar yang berasal dari alam. Contoh bahan bakar padat alamiah antara lain : antrasit, batubara bitumen, lignit, kayu api, sisa tumbuhan. Sedangkan bahan bakar gas alamiah misalnya: gas alam dan gas petroleum.
b)       Bahan bakar non-alamiah
                 Bahan bakar non-alamiah ialah bahan bakar yang tidak berasal dari alam atau buatan manusia. Contoh dari bahan bakar padat non-alamiah antara lain: kokas, semi-kokas, arang, briket, bris, serta bahan bakar nuklir. Sedangkan bahan bakar cair non-alamiah antara lain: bensin atau gasolin, kerosin atau ‑ minyak tanah, minyak solar, minyak residu, dan juga bahan bakar padat yang diproses menjadi bahan bakar cair seperti minyak resin dan bahan bakar sintetis. Untuk bahan bakar gas non-alamiah misalnya gas rengkah (atau cracking gas) dan “producer gas”.
B.   Dampak Pembakaran Bahan Bakar Fosil Terhadap Polusi Udara
                 Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, adalah sumber daya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini banyak di gunakan di kalangan masyarakat baik untuk menjalankan suatu mesin industri atau alat transportasi. Selain itu, pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia banyak menyebabkan berbagai dampak yang buruk bagi lingkungan dan penghuninya, diantaranya :
1.    Pembakaran Tidak Sempurna
               Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tak sempurna membentuk karbon monoksida dan uap air. Pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida)., yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara. Pembakaran tidak sempurna terjadi karena udara untuk pembakaran tidak mencukupi.
2.    Pengotor dalam Bahan Bakar
Ketika bahan bakar dibakar, belerang akan terlepas sebagai belerang dioksida. Batu bara juga mengandung berbagai senyawa logam sebagai pengotor. Oleh karena itu, pembakaran batu bara akan meninggalkan abu. Abu tersebut terutama mengandung oksida-oksida logam. Pembakaran belerang ini menghasilkan SO2 dan SO3.
3.      Asap Buang Kendaraan Bermotor
1.      Gas Karbon Dioksida (CO2)
             Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
2.      Gas Karbon Monoksida (CO)
             Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.O2 + Hb → O2Hb.
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh sehingga menyebabkan kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam aliran darah dan jaringan tubuh akan menurunkan kinerja tubuh dan pada akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Gejala yang umumnya timbul akibat pemaparan terhadap karbon monoksida dalam konsentrasi tinggi untuk waktu yang lama adalah gangguan sistem saraf, lambatnya refleks dan penurunan kemampuan penglihatan.WHO juga telah membuktikan bahwa karbon monoksida yang secara rutin mencapai tingkat tak sehat di banyak kota dapat mengakibatkan kecilnya berat badan janin, meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak, bergantung pada lamanya seorang wanita hamil terpajan, dan bergantung pada kekentalan polutan di udara.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot. Kendala semacam itu secara nyata telah menurunkan emisi dan kadar konsentrasi karbon monoksida yang menyelimuti kota-kota di seluruh dunia industri.
3.      Nitrogen Oksida (NO dan NO2)
             Senyawa nitrogen oksida yang sering menjadi pokok pembahasan dalam masalah polusi udara adalah NO dan NO2. Kedua senyawa ini terbuang langsung ke udara bebas dari hasil pembakaran bahan bakar. Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi. NO2 yang mudah larut dalam air dapat membentuk asam nitrit atau asam nitrat menurut reaksi:
2 NO2 + H2O —- HNO3 + HNO2 (asam nitrat dan asam nitrit)
3 NO3 + HO —- 2 HNO3 + NO (asam nitrat dan nitrogen oksida)
Asam nitrat dan asam nitrit akan jatuh bersama dengan hujan dan bergabung dengan ammonia (NH3) di atmosfer dan membentuk ammonium nitrat (NH4NO3) yang merupakan sari makanan bagi tumbuhan. Dengan kemampuan yang tinggi untuk menyerap sinar ultraviolet, NO2 memainkan peranan penting dalam pembentukan kontaminan ozon (O3). Tidak seperti gas polutan lainnya yang mempunyai daya destruktif tinggi terhadap kesehatan manusia, NO merupakan gas inert dan hanya bersifat racun. Sama halnya dengan CO dan NO mempunyai afinitas yang tinggi terhadap oksigen dibandingkan dengan hemoglobin dalam darah. Dengan demikian pemaparan terhadap NO dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen sehingga tubuh kekurangan oksigen dan mengganggu fungsi metabolisme. Namun NO2 dapat menimbulkan iritasi terhadap paru-paru.
Pada tumbuhan, NO tidak bersifat merusak namun NO2 menimbulkan sedikit kerusakan pada tumbuhan. Polutan sekunder dari NOx seperti PAN dan O3 justru mempunyai daya perusak yang lebih tinggi pada tumbuhan. Konsentrasi NO2 yang tinggi pada udara bebas dapat memudarkan warna tekstil, memberi warna kuning pada tekstil berwarna putih, dan mengoksidasi logam. Selain itu, setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat amat halus yang menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Akhirnya zat-zat oksida ini bereaksi dengan asap bensin yang tidak terbakar dan zat-zat hidrokarbon lain di sinar matahari dan membentuk ozon rendah atau "smog" kabut berwarna coklat kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia. Oksida Nitrogen (NO2) bila bereaksi dengan air akan dapat menghasilkan senyawa yang bersifat asam dan dapat mengakibatkan hujan asam. Hujan asam dapat mencapai pH 4,3.
4.      Partikel Timah Hitam (Timbal)
             Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati. Logam berwarna kelabu keperakan ini amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Bahkan pajanan dengan tingkat yang amat rendah sekalipun tampaknya selalu diasosiasikan dengan rendahnya kecerdasan. Karena sumber utama timah adalah asap kendaraan berbahan bakar bensin yang mengandung timah, maka polutan ini dapat ditemui di mana ada mobil, truk, dan bus. Bahkan di negara-negara yang telah berhasil menghapuskan penggunaan bensin yang mengandung timah, debu di udara tetap tercemar karena penggunaan bahan bakar ini selama puluhan tahun. Di Kota Meksiko City, misalnya, tujuh dari 10 bayi yang baru lahir memiliki kadar timah dalam darah lebih tinggi daripada standar yang diizinkan WHO.
4.        Alternatif untuk Mengganti Bahan Bakar Fosil Beralih ke Bahan Bakar Hayati
     Dari kandungan bahan kimia di atas yang mengakibatkan berbagai dampak buruk pada lingkungan sekitar dan penghuninya, maka kami menyarankan untuk mengganti bahan bakar fosil dengan menggunakan bahan bakar hayati dan alat transportasi penggerak listrik yang hemat, efektif, dan tidak membahayakan  lingkungan. Adapun alternatif bahan bakar hayati, antara lain :
1.      Biodiesel
Biodiesel dari Minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit dan jarak pagar. Digunakan untuk pengganti solar. Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan. Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Kegunaan Biodiesel untuk Transportasi
Manfaat tambahan dari biofuel biodiesel juga didapatkan oleh injektor dan filter bahan bakar. Penelitian menunjukkan bahwa biodiesel dapat membilas kontaminan yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi pada kedua bagian ini. Hal ini menunjukkan bahwa mesin akan berjalan lebih efisien, dan tidak akan memerlukan penggantian injeksi bahan bakar dengan frekuensi yang sering seperti saat ini yang dialami saat menggunakan bahan bakar berbasis minyak bumi.
Catatan lain yang menarik adalah, ketika kendaraan sudah diganti dari memakai bahan bakar diesel berbasis minyak bumi menjadi bahan bakar nabati biodiesel, dianjurkan untuk mengganti filter dalam jangka enam sampai delapan ratus mil. Alasannya adalah biofuel akan membersihkan injector dari residu yang telah terakumulasi dari jenis bahan bakar sebelumnya. Setelah pergantian filter yang pertama kali, Anda akan melihat peningkatan yang nyata pada efisiensi mesin.
       Keuntungan Pemakaian Biodiesel
Ø  Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya terjamin
Ø  Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
Ø  Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
Ø  Dapat diproduksi secara lokal
Ø  Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
Ø  Menurunkan tingkat opasiti asap
Ø  Menurunkan emisi gas buang ke atmosfer
Ø  Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %
2.      Bioetanol
            Bioetanol dari tanaman yang mengandung pati / gula, seperti sagu, singkong, tebu dan sogum. Digunakan untuk pengganti bensin. Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme.
Etanol dan campuran etanol-bensin pembakarannya lebih bersih dan memiliki oktan yang lebih tinggi daripada bensin murni, tetapi "penguapan emisi" dari tangki bahan bakar lebih tinggi. Emisi ini berkontribusi pada pembentukan ozon dan kabut asap yang berbahaya. Bensin membutuhkan proses tambahan untuk mengurangi penguapan emisi sebelum dicampur dengan etanol. Dibandingkan dengan minyak solar, pembakaran biodiesel menghasilkan oksida yang mengandung lebih sedikit belerang, partikulat, karbon monoksida, hidrokarbon tak terbakar dan lainnya; tetapi oksida nitrogen-nya lebih tinggi.
Manfaat dan Penggunaan Bioetanol
            Bensin premium memiliki angka oktan 88. Tetapi Bensin Premium bisa ngejos seperti Pertamax dengan tambahan Bioetanol 99%, karena Bioetanol memiliki angka oktan 117. Caranya, campurkan sekian persen bensin premium dengan sekian persen. Bioetanol. Misalnya campuran 1 : 9, di mana 10% Bioetanol dtambahkan ke 90% premium. Ambil 10 ml Bioetanol dengan 90 ml premium menjadi 1 liter bensol (bensin - etanol), maka angka oktan menjadi 10% X 117 + 90% X 88 = 90,9 atau mendekati pertamax. Pencampuran antara premium dengan Bioetanol bisa dilakukan dengan rasio yang berbeda.
            Bioetanol adalah Energi masa depan untuk bahan bakar bensin yang sangat aman digunakan. Cukup 10% Bioetanol dari bahan bakar anda dan campurkan maka bbm premium anda menjadi bensin Super Plus 98 dan dapatkan hasil lebih hemat dan lebih bertenaga.
- Pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi sangat bersih.
- Tarikan lebih spontan dan enteng.
- Mesin Halus, Aman Untuk Mesin dan katalisator.
- Irit bahan bakar sampai dengan 20 %.
- Memperpanjang usia mesin.
- Melindungi lingkungan.
- Bebas timbal
- Aman untuk lingkungan
- Menambah kemampuan jarak tempuh kendaraan + 20 % lebih jauh dari biasanya.
- Oktan 117 Menghilangkan gelitik mesin.
- Meminimalisasi kerak-kerak di ruang bakar
3.      Biogas
            Biogas adalah gas yang utamanya terdiri dari metana dan karbon dioksida dan merupakan hasil dari proses biologis di lokasi pengolahan limbah, tempat pembuangan limbah, dan sistem manajemen kotoran ternak. Metana adalah salah satu gas rumah kaca yang berhubungan dengan perubahan iklim global. Banyak fasilitas yang bisa dipakai untuk menangkap dan membakar biogas untuk menghasilkan panas atau pembangkit listrik. Pembakaran metana sebenarnya menguntungkan karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dari CO2. Listrik yang dihasilkan dari biogas dianggap sebagi "energi hijau" dan dapat menggantikan listrik yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, yang akhirnya akan mengakibatkan penurunan bersih pada emisi CO2.
            Biogas dari limbah cair dan limbah kotoran ternak. Digunakan untuk pengganti minyak tanah. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik.
4.      Pengubah Katalitik / Katalis
            Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen. Prinsip kerja pengubah katalitik menurut persamaan reaksi berikut:  2CO (g) + 2NO (g) ------> katalis ------> 2CO2 (g) + N2 (g). Gas-gas racun gas tidak beracun. Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbomonoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Timbel dapat meracuni katalis dalam pengubah katalitik. Oleh karena itu, pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbal.

C.   Penutup  
           Bahan Bakar Minyak (BBM) atau yang kerab disebut dengan Bahan Bakar Fosil merupakan bahan bakar yang banyak menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan, udara dan iklim. Karena kandungan di dalam bahan bakar fosil melepas gas-gas disaat pembakaran antara lain, Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Dioksida (SO2), dan gas racun yang berbahaya yang menyebabkan pencemaran udara seperti Carbon Monoksida (CO).
            Sudah saatnya kita meninggalkan dan mengurangi penggunaan Bahan Bakar minyak, dan beralih ke Bahan Bakar Alternatif  atau Alat Transportasi dengan Penggerak Listrik yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi udara yaitu Biodisel yang berasal dari minyak nabati, Bioetanol berasal dari tanaman yang mengandung pati atau gula misalnya (sagu, singkong, dan tebu), Biogas yang berasal dari fermentasi  limbah kotoran manusia dan hewan, dari bahan bakar alternatif tersebut sehingga bisa digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak atau bahan bakar fosil.
            Seharusnya pemerintah dapat memenuhi penyediaan bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil, seperti dari Bahan Bakar Hayati dan Alat Transportasi dengan Penggerak Listrik untuk di edarkan ke seluruh daerah, dan untuk kalangan masyarakat harus bisa menerapkan bahan bakar alternatif dan alat transportasi dengan penggerak listrik tersebut sebagai pengganti bahan bakar minyak. Sehingga dari penggunaan bahan bakar alternatif tersebut kita dapat menyelamatkan lingkungan dari berbagai dampak yang buruk. Semakin kita mengurangi penggunaan bahan bakar minyak maka lingkungan yang kita tempati bisa menjadi lingkungan yang asri dan nyaman dari berbagai gas racun yang berbahaya.
Daftar Pustaka
Bank, Ferdinand. 2000. Energy Economics, a modern introduction. Netherland: Kluwer Academic Publishers.
Barnes, Philiph. 1995. Indonesia: the political economy of energy. Oxford: Oxford Institute for Energy Studies
Collins, Tom. 2003. National oil companies: restructuring, commercialization and privatization. Private Consultant.
Gie, Kwik Kian. 2004. Apakah subsidi BBM sama dengan uang keluar? Bisnis Indonesia, 22 November 2004.
Komite Pengawas Persaingan Usaha. 2003. Kajian industri minyak dan gas bumi. Jakarta: KPPU.
Masseron, Jean. 1990. L’economie des hydrocarbures. Paris: Institut Francais du Petrole.
Nugroho, Hanan. 2004. Pengembangan industri hilir gas bumi Indonesia: tantangan dan gagasan. Jakarta: Perencanaan Pembangunan IX/4/2004, h. 32-52.
Nugroho, Hanan. 2004. Penyediaan BBM Nasional, Masalah Besar Menghadang. Jakarta: Kompas, 6 Juli 2004.
Nugroho, Hanan. Financing Indonesia’s natural gas infrastructure.. INDOGAS 2005: the 2nd international conference, Jakarta, 17-20 Januari 2005
Nugroho, Hanan, et all. 2004. Gas energy pricing in Indonesia for promoting the sustainable economic growth. Proceeding: The 19th World Energy Congress & Exhibition, Sydney, 5-9 September 2004.
Nugroho, Hanan, et all. Forthcoming. Indonesia: deregulation of power industry after the implementation of new electricity law.
Nugroho, Hanan. 2004. Percepat infrastruktur untuk mendongkrak pemakaian gas bumi. Koran Tempo, 30 November 2004.
Nugroho, Hanan. 2004. Subsidi BBM bukan uang keluar, tapi mesti ditekani. Bisnis Indonesia, 2 Desember 2004.
Peirce, William. 1996. Economics of the energy industries. Connecticut: Praeger Publishers.
Suseno, Franz. 2005. Jangan tunda pencabutan subsidi BBM. Kompas, 14 Januari 2005.
World Bank. 2000. Indonesia oil and gas sector study. Washington: The World Bank.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar